a. Pengertian Studi Kasus
Menurut Stake (dalam Denzin & Linclon, 1994:236),studi kasus tidak selalu menggunkan pendekatan kualitatif, ada beberapa studi kasus yang menggunakan pendekatan kualitatif. Stake,dalam membahas studi kasus akan menekankan pendekatan kualitatif,bersifat naturalistik,berbasis pada budaya dan minat fenomenologi. Studi kasus bukan merupakan pilihan metodologi,tetapi pilihan masalah yang bersifat khusus unutk di pelajari.
Selanjutnya Stake menjelaskan bahwa nama studi kasus ditekankan oleh beberapa peneliti karena memfokuskan tentang apa yang dapat di pelajari secara khusus pada kasus tunggal. Penekanan studi kasus adalah memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang dipelajari dan bukan untuk mendapatkan generalisasi.
Lebih lanjut, Stake menjelaskan tentang identifikasi kasus bahwa kasus dapat bersifat sederhana tetapi dapat juga bersifat kompleks. Kasus dapat bersifat tunggal misalanya hanya terikat dengan seorang anak,atau banyak memepelajari anak dalam masa kanak-kanak. Waktu yang di butuhkan untuk mempelajari dapat pendek atau panjang,tergantung waktu untuk berkonsentrasi. Setelah menentukan memepelajari suatu kasus,peneliti seyogyanya terlibat secara mendalam pada kasus tersebut.
Stake mengidentifikasi adanya 3 tipe studi kasus.
- Yang pertama studi kasus instrinsik ,yaitu studi untuk mendaptkan pemahaman yang lebih baik dari kasus yang khusus,hal ini disebabkan karena seluruh kekhususan dan keluarbiasaan kasus itu sendiri menarik perhatian. Tujuan studi kasus instrinsik bukan untuk memahami suatu bentuk konstruksi abstrak atau konstruksi fenomena umum seperti kemampuan membaca,penggunaan obat-obatan oleh remaja atau apa yang harus dilakukan oleh kepala sekolah. Tujuannya bukan untuk membangun teori,meskipun pada waktu lain peneliti mungkin mengerjakan hal tersebut. Studi dilakukan karena ada minat didalam nya . sebagai contoh anak luar biasa,konferensi,klinik,kurikulum.
- Studi kasus yang kedua disebut studi kasus instrumental adalah kasus khusus yang diuji untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang suatu masalah (issue)atau untuk memperbaiki teori yang telah ada. Kasusnya dilihat secara mendalam,dalam konteksnya diteliti secara cermat,aktivitas-aktivitas untuk mendalami kasus tersebut dilakukan secara rinci,karena kasus ini membantu pemahaman tentang ketertarikan dari luar (minat Eksternal). Dasar pemilihan mendalami kasus ini dikarenakan kasus ini diharapkan dapat memperluas pemahaman peneliti tentang minat lainnya. Hal ini disebabkan karena para peneliti bersama-sama mempunyai beberapa minat selalu berubah-ubah yang tidak membedakan studi kasus instrinsik dari studi kasus instrumental dan bertujuan memadukan keterpisahan di antara keduanya.
- Studi kasus ketiga adalah studi kasus kolektif,yaitu peneliti terhadap gabungan kasus –kasus dengan maksud meneliti fenomena,populasi,atau kondisi umum. Ini bukan merupakan kumpulan studi instrumental yang di perluas pada beberapa kasus. Studi kasus kolektif memerlukan kasus –kasus individual dalam kumpulan kasus-kasus di ketahui lebih dahulu untuk mendapatkan karakteristik umum. Kasus-kasus individual dalam kumpulan kasus-kasus tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama atau berbeda,masing-masing mempunyai kelebihan dan bervariasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar