A.
Pengertian
Atensi
Menurut Solso, Maclin, & Maclin (2008) atensi adalah
pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gambling, terhadap sejumlah
objek simultan atau kelompok pikiran. Pemusatan (facalization) kesadaran adalah initisari atensi. Atensi
mengimplikasikan adanya pengabdian objek-objek lain agar kita sanggup menangani
objek-objek tertentu secara efektif.
Ketika kita membicarakan “atensi” dari sudut pandang para psikolog
kognitif masa kini, kita mengacu pada sebuah proses kognitif yang menyeleksi
informasi penting dari dunia di sekeliling kita (melalui pancaindera), sehingga
otak kita secara berlebihan dipenuhi oleh informasi yang tidak terbatas
jumlahnya. Selain itu juga disebutkan
bahwa atensi adalah pemusatan upaya mental pada peristiwa-peristiwa sensorik
atau peristiwa-peristiwa mental.
Era
baru atensi diawali pada tahun 1953 oleh Donald Broadbent (dalam Solso. Maclin.
& Maclin, 2008) seorang psikolog berkebangsaan inggris, yang menulis sebuah
buku yang berpengaruh, perception and
communication. Buku tersebut berisi gagasan bahwa atensi adalah hasil dari
terbatasnya kapasitas system pemprosesan informasi. Gagasan pokok dalam teori
Broadbent adalah bahwa dunia tersusun dari sensasi-sensasi dalam jumlah yang
lebih jauh melebihi jumlah sensasi yang dapat diolah oleh kemampuan perceptual
dan kognitif seseorang pengamat (manusia). Dengan demikian, agar dapat mengolah
informasi sedemikian mambanjir, manusia secara selektif memilih hanya sejumlah
sejumlah isyarat dan mengabaikan stimuli yang lain. Pengalaman kita sehari-hari
mengajari kita bahwa kita memperhatikan sejumlah isyarat dari lingkungan kita
lebih sering dari isyarat yang lain, dan isyarat yang kita perhatikan tersebut
umumnya diproses lebih lanjut oleh system kognitif, sedangkan isyarat yang
diabaikan tidak mengalami pemprosesan lebih lanjut.
Penelitian terhadap
atensi mencakup lima aspek utama yaitu : kapasitas pemrosesan dan
atensiselektif, tingkat rangsangan, pengendalian atensi, kesadaran, dan
neurosains kognitif. Sejumlah besar gagasan kontemporer tentang atensi
berpusat pada premis bahwa terdapat isyarat – isyarat tak terbatas di
sekeliling kita, setiap saat. Kapasitas neurologis kita terlalu terbatas untuk
mendeteksi jutaan stimulus eksternal, dan seandainya pun seluruh stimuli
tersebut dapat terdeteksi, otak kita tidak
akan sanggup memprosees jutaan stimuli tersebut, sebab kapasitas pemrosesan
informasi punterbatas. Sistem sensorik manusia, sebagaimana jenis – jenis
saluran komunikasi yang lain, berfungsi dengan baik apabila jumlah informasi
yang diproses berada dalam rentang kemampuan sistem, sebaliknya sistem tidak
bekerja dengan baik apabila mengalami kelebihan muatan (overloaded ).
Donald Broadbent (dalam Solso. Maclin. & Maclin, 2008), psikolog asal
Inggris mengemukakan gagasan bahwa atensi adalah hasil dariterbatasnya kapasitas
sistem pemrosesan informasi. Gagasan pokok dalam teori ini adalah
bahwadunia tersusun dari sensasi – sensasi dalam jumlah
yang jauh melebihi jumlah sensasi yang dapatdiolah oleh kemampuan
perseptual dan kognitif seorang pengamat (manusia).
Agar dapat mengolah
informasi yang sedemikian membanjir, manusia secara selektif memilih
hanyasejumlah isyarat dan mengabaikan stimuli yang lain. Pengalaman kita
sehari-hari mengajari kita bahwa kita memperhatikan sejumlah isyarat dari
lingkungan kita lebih sering dari isyarat yang lain, dan isyarat yang kita
perhatikan tersebut umumnya lebih lanjut oleh system kognitif, sedangkan
isyarat yang diabaikan tidak mengalami pemrosesan lebih lanjut. Mekanisme
memusatkan diri pada stimuli tertentu dan mengabaikan stimuli yang lain. Lima
isu terkait atensi adalah sebagai berikut :
a) Kapasitas
pemrosesan dan selektivitas
Dapat memperhatikan
sejumlah stimulieksternal dari dunia eksternal, namun kita tidak dapat
memperhatikan seluruhstimuli yang ada.
b) Kendali
Kita memiliki kendali
terhadap pilihan stimuli yang kita perhatikan.
c) Pemrosesan
otomatis
Sejumlah besar proses
rutin yang telah menjadi prosesyang sangat familiar sehingga memerlukan hanya
sedikit atensi sadar dan dapatdilakukan secara otomatis.
d) Neurosains kognitif
Otak dan
sistem saraf pusat (CNS “Central Nervous System”) adalah pendukung anatomis
bagi atensi, sebagaimana kognisi.
e) Kesadaran
Atensi membawa
peristiwa – peristiwa kea lam kesadaran.Salah
satu alasan kita dapat memperhatikan secara selektif adalah karena kemampuan
kitauntuk memproses informasi dibatasi oleh kapasitas saluran (channel capac)
B.
Kapasitas
Pemrosesan dan Atensi Selektif
Selektivitas ini
dipandang sebagai akibat kurangnya kapasitas saluran (channel capacity). Yakni
ketidakmampuan kita memproses seluruh stimuli sensorik secara bersamaan.
Gagasan ini menyarankan bahwa terdapat suatu kondisi kemacetan
(bottleneck ) pada suatu tahap pemrosesan infomasi, yang sebagian
diakibatkan oleh keterbatasan neurologis. Kemacetan tersebut merupakan suatu
keterbatasan, namun mungkin pula bersikap adaptif. Sistem kognitif
membatasi jumlah stimuli untuk menghindari (overloading) . Atensi selektif
(selective attention) dapat
dianalogikan dengan menyorotkan cahaya lampu senter ketengah. Kemampuan
kita untuk bereaksi terhadap sebuah sinyal, sebagian berhubungan dengan
kejernihan sinyal tersebut atau seberapa
bersih sinyal dari informasi yang menggangu (signal-to-noiseratio). Para peneliti telah merancang sebuah
paradigma eksperimental untuk mengukur interferensikognitif, yang dinamai tugas
Stroop. Dinamakan Stroop dari nama John Stroop yang pertama kali melakukan
metode ini pada tahun 1935. Dalam tugas Stroop, partisipan disajikan sebuah
daftar nama – nama warna seperti merah, kuning, biru, dan hijau, yang
harus disuarakan partisipan. Namun, warna huruf yang digunakan berbeda
dengan nama warna yang tercantum. Tugas tersebutmenjadi tugas yang sulit
karena warna huruf dan nama warna itu sendiri
tidak kongruen sehinggamenimbulkan interferensi kognitif. Tugas ini
berguna untuk menyelidiki ADHD (attention defict hyperactive
disorder ).
C.
Model
Atensi Selektif
Model atensi selektif digunakan untuk memusatkan
pemprosesan informasi terhadap stimuli spesifik. Terdapat sejumlah model atensi
selektif yakni model filter, model atenuasi, dan model atensi akhir.
1. Model
penyaringan Broadbent
Sebuah teori awal tentang atensi
yang paling lengkap dikembangkan oleh Broadbent (1958). Teori yang disebut
Model penyaringan (filter model) ini
berhubungan dengan teori saluran tunggal yang menyatakan gagasan bahwa
pemrosesan informasi dibatasi oleh kapasitas saluran yang tersedia. Broadbent
memberikan argument bahwa pesan-pesan yang dikirimkan melalui system saraf
tertentu dibedakan berdasarkan (a) serabut saraf yang distimulasi, atau (b)
jumlah implus saraf yang dihasilkan.
Contoh
Atensi Selektif
|
saat kita membaca tulisan didalam
kotak tersebut, dapatkah anda membaca dengan pesan yang diketik seperti ini dan seperti ini, beberapa
isyarat mungkin membantu kita dalam membaca kalimat tersebut dengan isyarat
huruf-huruf yang dicetak tebal lebih mudah dan menjadi fokus kita.
Broadbent dan rekan-rekannya telah
berjasa mengembangkan konsep tentang memori. Kita semua menyimpan memori
tentang peristiwa-peristiwa masa lalu, misalnya pengetahuan tentang rekan,
jadwal kegiatan-kegiatan mendatang, pengalaman masa lalu, ingatan tentang
anggota keluarga, dan sebagainya. Meskipun demikian, dalam setiap waktu, kita
hanya mampu mengingat sebagian kecil memori tersebut, sedangkan sebagaian besar
memori tersimpan dilator belakang, menanti digunakan. Koneksi Broadbent antara
persepsi selektif dengan memori memunculkan isu-isu teoritis dan isu-isu
praktis yang penting, namun, yang lebih penting Broadbent mengingatkan kita
bahwa persepsi selektif tidak hanya terbatas pada fenomena yang sempit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar