dia datang tanpa ada yang mengundang
dia pergi tanpa harus aku usirnya pergi jauh
aku diam tanpa kata dan kata setiap otak ini berfikir tentang kamu
aku termenung detik demi detik yang tak kutau berpa juta telah aku lewati
senyum berubah jadi beribu tawa
diam dan sepi aku senang
ramai dan risu aku tenang
jika aku tau itu adalah kamu yang datang
aku ingin berteriak tak kuasa
aku ingin menangis tak kusangka
semua bercampu menjadi apa yang tak kuduga
semua membuat aku tak mampu berkata
tuhan sampaikan padanya aku disini rindu tak terkira
all that it says here what lies within it. and all that dangle from the word into a series of beautiful words in the mind of all this.
Kamis, 14 Juni 2012
Client-Centered Therapy
Client centered
theraphy merupakan istilah yang digunakan oleh Carl Rogers dalam metode terapi.
Terapi ini merupakan metode yang terpusat pada klien, yaitu menitikberatkan
peran konselor sebagai pendengar atau memberikan dorongan pada klien. Artinya,
klien bertanggung jawab penuh atas proses terapi karena hanya klienlah yang
paling mengertahui kondisi dirinya sendiri. Selain itu klien juga bertanggung
jawab dalam segala proses perkembangan yang terjadi atas dirinya. Dengan
demikian posisi konselor pada pendekatan ini adalah sebagai fasilitator.
Terapi
client-centered Carl Rogers dilandasi beberapa asumsi tentang ciri khas manusia
dan berbagai cara untuk memahaminya (Ford & Urban, 1963; Rogers, 1951, 1961
dalam Davison, Neale, & Kring, 2004). Asumsi-asumsi tersebut adalah:
a.
Manusia hanya dapat dipahami melalui
titik yang menguntungkan dari persepsi dan perasaannya sendiri, yaitu dari
dunia fenomenologisnya. Untuk memahami individu, kita harus melihat cara mereka
mengalami berbagai peristiwa, bukan pada peristiwa itu sendiri, karena dunia
fenomenologis setiap orang adalah penentu utama perilaku dan membuat orang
tersebut unik.
b.
Manusia yang sehat akan senantiasa sadar
dengan perilakunya. Dalam hal ini sistem yang dipakai Rogers sama dengan sistem
psikoanalisis dan analisis ego, karena menitikberatkan pada keinginan untuk
menyadari berbagai motif perilaku.
c.
Manusia yang sehat secara alami adalah
baik dan efektif; mereka menjadi tidak efektif dan terganggu hanya bila terjadi
pembelajaran yang salah.
d.
Manusia yang sehat akan memiliki tujuan
dan diarahkan oleh tujuan tersebut. Mereka tidak merespons secra pasif terhadap
pengaruh lingkungan atau terhadap dorongan dari dalam diri. Mereka mampu mengarahkan
diri mereka sendiri. Asumsi Rogers ini lebih dekat dengan analisis ego daripada
dengan psikoanalisis Freudian ortodoks.
e.
Para terapis semestinya tidak mencoba
memanipulasi peristiwa bagi individu; namun sebaliknya mereka harus menciptakan
kondisi yang akan memudahkan pengambilan keputusan secara independen oleh
klien. Bila manusia tidak disibukkan dengan penilaian, tuntutan, dan preferensi
orang lain, hidup mereka dipandu oleh suatu kecenderungan alami terhadap
aktualisasi diri.
Keterbatasan konseling multikultular
Keterbatasan konseling multikultular
Dalam proses konseling akan terjadi
komunikasi interpersonal antara konselor dengan klien, yang mungkin antara
konselor dan klien memiliki latar sosial dan budaya yang berbeda. Pederson dalam
Prayitno (2003) mengemukakan lima macam sumber hambatan yang mungkin timbul
dalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu : (a) perbedaan
bahasa; (b) komunikasi non-verbal; (c) stereotipe; (d) kecenderungan menilai;
dan (e) kecemasan. Kurangnya penguasaan bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak
yang berkomunikasi dapat menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa non-verbal pun
sering kali memiliki makna yang berbeda-beda, dan bahkan mungkin bertolak
belakang. Stereotipe cenderung menyamaratakan sifat-sifat individu atau
golongan tertentu berdasarkan prasangka subyektif (social prejudice) yang
biasanya tidak tepat. Penilaian terhadap orang lain disamping dapat
menghasilkan penilaian positif tetapi tidak sedikit pula menimbulkan
reaksi-reaksi negatif. Kecemasan muncul ketika seorang individu memasuki
lingkungan budaya lain yang unsur-unsurnya dirasakan asing. Kecemasan yanmg
berlebihan dalam kaitannya dengan suasana antar budaya dapat menuju ke culture
shock, yang menyebabkan dia tidak tahu sama sekali apa, dimana dan kapan harus
berbuat sesuatu. Agar komuniskasi sosial antara konselor dengan klien dapat
terjalin harmonis, maka kelima hambatan komunikasi tersebut perlu diantisipasi.
Terkait dengan layanan bimbingan dan
konseling di Indonesia, Moh. Surya (2006) mengetengahkan tentang tren bimbingan
dan konseling multikultural, bahwa bimbingan dan konseling dengan pendekatan
multikultural sangat tepat untuk lingkungan berbudaya plural seperti Indonesia.
Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan landasan semangat bhinneka tunggal
ika, yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingan dan konseling
hendaknya lebih berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsa yang secara nyata
mampu mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam kondisi pluralistik.
Konseling multikultural
Konseling multikultural
Pengalaman Amerika Serikat dengan
kondisi masyarakatnya yang bersifat multikultural dan tren perkembangan
demografis yang mengarah pada konfigurasi budaya plural, telah mendorong
berkembangnya layanan bimbingan dan konseling yang lebih bersifat generik.
Penggunaan berbagai pendekatan dan teknik
diharapkan mampu memberikan layanan yang lebih efektif dalam kondisi
pluralitas budaya. Dalam kaitan
dengan bimbingan dan konseling pendekatan budaya ini sangat tepat untuk
lingkungan yang berbudaya plural seperti Amerika Serikat dan juga di Indonesia.
Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan landasan semangat Bhineka Tunggal
Ika, yaitu kesamaan di atas keragaman. Di Amerika Serikat yang berbudaya
pluralistik, dikembangkan pendekatan konseling yang disebut “multicultural counseling”. Paul B.
Pederson (1991) menyebutkan “multicultural counseling” sebagai pendekatan
generik dalam konseling. Pederson mengelompokkan multicultural counseling ke
dalam angkatan keempat dalam pendekatan konseling sebagai pelengkap
dari ketiga angkatan pendekatan sebelumnya yaitu psychodynamic, behavioral, dan humanistic.
Dikatakan selanjutnya bahwa sebutan multikultural mempunyai implikasi dalam
rentang kelompok yang ganda (multiple) tanpa harus membuat derajat, bandingan,
atau peringkat atau sebutan lebih baik atau lebih jelek antara satu dengan
lainnya, serta tanpa mengabaikan adanya kenyataan saling melengkapi, dan
perbedaan bahkan pertentangan satu dengan lainnya. Perspektif pendekatan
multikultural memberikan kombinasi antara pandangan universalisme dan
relativisme dengan memberikan penjelasan bahwa perilaku dipelajari dalam
perspektif secara kultural yang unik,
dan mencari kesamaan landasan
antar budaya. Dengan mengutip
pendapat Brislin (1990), Pederson (1991) menyebutkan ada tujuh aspek budaya
pada diri individu yaitu: (1) bagian jalan hidup yang digunakan orang, (2)
gagasan yang diwariskan dari generasi ke generasi, (3) pengalaman-pengalaman
masa kanak-kanak yang berkembang menjadi nilai-nilai yang kemudian
terinternalisasi, (4) sosialisasi anak-anak ke kedewasaan, (5) pola-pola konsep
dan tindak secara konsisten, (6) pola-pola budaya yang dipelihara meskipun
mungkin tidak sesuai, (7) rasa tidak berdaya atau kebingungan manakala terjadi
perubahan pola-pola budaya.
Courtland
Lee seorang
professor dalam bidang konseling multikultural berdasarkan pengalamannnya.
dalam bidang multikultural, menyebutkan adanya lima kearifan yang dapat
dijadikan landasan konseling yang berbasis multikultural Kelima kearifan itu adalah: ”(1) Respect your client’s belief in the
power of the healer, (2) Promote a holistic perspective, (3) Emphasize the
psycholospiritual dimension of the client’s reality, (4) Adopt an active
helping role, (5) Accept cultural difference as merely difference and not
deviation”
Rabu, 13 Juni 2012
Terapi Hubungan
Hubungan client dan konselor
Pada
konseling berpusat pada pribadi (CCT) Rogers memiliki pandangan yang lebih
optimistic, karena pandangannya setiap manusia memiliki tendensi spontan untuk
berdiferensiasi, bertanggungjawab atas dirinya sendiri, menentukan jalan
hidupnya sendiri, menjadi matang, dan bekerja sama dengan baik. Dengan kata
lain secara kodrati memiliki motivasi dasar yang kuat dan terarah untuk
mempertahankan, memperkaya, mengambangkan, serta mewujudkan diri sepenuhnya .
Hipotesis
dalam CCT adalah bahwa didalam diri setiap manusia memiliki kesanggupan untuk
merasakan dan mengerti apa yang sebenarnya menyebabka penderitaan dan melihat
apa yang sebenarnya menyebabkan penderitaannya dan melihat
kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam dirinya yang dapat dipergunakan untuk
mengaktualisasikan dirinya sendiri. Atas dasar ini klient harus berinisiatif
utuk mengatasi masalahnya sendiri dan menyembuhkan masalahnya sendiri.
Berangkat dari fungsi tersebut hubungan konselor dan klient sebagai berikut :
a. peran konselor dalam menjalin hubungan dengan
kient dengan cara menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan klient mampu
menemukan konsep dirinya yang benar, yang sepadan dengan kodratnya.
b. Proses perkembangan yang harus dimulai dan
dibangkitkan sendiri oleh klient. Sedangkan konselor hanyalah katalisator dan
fasilitator yang mempermudah proses perkembangan tersebut, melalui penciptaan
relasi khusus yang memungkinkan klien mengubah sikap-sikap palsu yang telah
dipelajari, sehingga secara bertahap dapat berkembang sebagai pribadi yang utuh
dan otentik.
c. Konsekuensi, konselor tidak boleh menciptakan
relasi kekuatan yang dapat menjadikan anak menjadi binggung dan bergantung,
tidak boleh mengontrol, memandang klient sebagai objek, dan banyak memberikan
penafsiran.
d. Peran utama konselor adalah membantu
menyesuaikan konsep diri dengan seluruh pengalamannya agar pengalamannya tidak
dianggap sebagai ancaman terhadap konsep dirinya, tetapi sebagai suatu yang
dapat diintegrasikan dalam sebuah konsep diri yang lebih luas.
e. Konselor membantu mengembangkan semaksimal
mungkin felling-selfnya, sehingga lebih luas, memadai dan sesuai dengan
perasaan dan pengalaman-pengalaman organismiknya.
Autistic disorder
Autistic disorder
A total six (or more) item from 1 2 3 with at least two from
(1), and one each from (2), (3).
1.
Qualitative impairment in social interaction, as
manifested by at lease two the following :
a.
Marked impairment in the use multiple nonverbal behaviors
such as eye-to-eye gaze, facial expression, body postures, and gestures to regulate social interaction.
b.
Failure to deveop peer relationship appoprite to
developmental level.
c.
A lack of spontancous seeking to share
enjoyment, interest, or achivment, with
other people (eg by a lack of showing, bringring, or ponting out object of
interest.)
d.
Lack of social or emotional
2.
Qualitative impairment in communication as
manifest by at laast one to the following :
a.
Delay in, or total lack of, the development of
spoken language (not accompanied by an attempt to compensate through
alternative modes of communication such as gesture or mime).
b.
In individuals with adequate speech, marked
impairment in the ability to initiative or sustain a conversation with others.
c.
Stereotype and repentetive use of language or
idiosyncratic language
d.
Lack of vaired, spontaneous make-belive play or
social imitative play appropriate to developmental level
3.
Restrick repentatif and stereotype patterns of
behavior , interest , aand activities, as manifested by at least one of the
following :
a.
Encompassing preoccupation with one or more
stereotype and restricted pattenrs of interest that is abnormal eithers in
intensity or focus.
b.
Apparently inflexible adherence to specific,
nonfunctional routines or rituals
c.
Stereotype and repetitive major mannerisms (eg
hand or finger flapping or twisting, or complex whole – body movements )
d.
Persistent preoccupation with parts or objects
B. delay or abnormal functioning in at least one of the
following areas, with onset prior to agee 3 years (1) social interaction, (2)
language as used in social communication, or (3) symbolic or imaginativ e.
c. the disturbance is not better accounted for by retts
disorder or childhood disintegrative disorder.
Jumat, 01 Juni 2012
Price tag
Jessie J]
Seems like everybody's got a price,
I wonder how they sleep at night.
When the tale comes first,
And the truth comes second,
Just stop, for a minute and
Smile
Why is everybody so serious!
Acting so damn mysterious
You got your shades on your eyes
And your heels so high
That you can't even have a good time.
[Pre-chorus]
Everybody look to their left (yeah)
Everybody look to their right (ha)
Can you feel that (yeah)
Well pay them with love tonight...
[Chorus]
It's not about the money, money, money
We don't need your money, money, money
We just wanna make the world dance,
Forget about the Price Tag
Ain't about the (ha) Cha-Ching Cha-Ching.
Aint about the (yeah) Ba-Bling Ba-Bling
Wanna make the world dance,
Forget about the Price Tag.
[Jessie J - Verse 2]
We need to take it back in time,
When music made us all UNITE!
And it wasn't low blows and video Hoes,
Am I the only one gettin'... tired?
Why is everybody so obsessed?
Money can't buy us happiness
Can we all slow down and enjoy right now
Guarantee we'll be feelin
All right.
[Pre-chorus]
Everybody look to their left (yeah)
Everybody look to their right (ha)
lyricsalls.blogspot.com
Can you feel that (yeah)
Well pay them with love tonight...
[Chorus]
[B.o.B]
Yeah yeah
well, keep the price tag
and take the cash back
just give me six streams and a half stack
and you can keep the cars
leave me the garage
and all I..
yes all I need are keys and guitars
and guess what, in 30 seconds I'm leaving to Mars
yes we leaving across these undefeatable odds
its like this man, you can't put a price on the life
we do this for the love so we fight and sacrifice everynight
so we aint gon stumble and fall never
waiting to see, a sign of defeat uh uh
so we gon keep everyone moving their feet
so bring back the beat and everybody sing
it's not about...
[Chorus x2]
[Jessie J -Outro]
Yeah yeah
oo-oooh
forget about the price tag
[End]
Seems like everybody's got a price,
I wonder how they sleep at night.
When the tale comes first,
And the truth comes second,
Just stop, for a minute and
Smile
Why is everybody so serious!
Acting so damn mysterious
You got your shades on your eyes
And your heels so high
That you can't even have a good time.
[Pre-chorus]
Everybody look to their left (yeah)
Everybody look to their right (ha)
Can you feel that (yeah)
Well pay them with love tonight...
[Chorus]
It's not about the money, money, money
We don't need your money, money, money
We just wanna make the world dance,
Forget about the Price Tag
Ain't about the (ha) Cha-Ching Cha-Ching.
Aint about the (yeah) Ba-Bling Ba-Bling
Wanna make the world dance,
Forget about the Price Tag.
[Jessie J - Verse 2]
We need to take it back in time,
When music made us all UNITE!
And it wasn't low blows and video Hoes,
Am I the only one gettin'... tired?
Why is everybody so obsessed?
Money can't buy us happiness
Can we all slow down and enjoy right now
Guarantee we'll be feelin
All right.
[Pre-chorus]
Everybody look to their left (yeah)
Everybody look to their right (ha)
lyricsalls.blogspot.com
Can you feel that (yeah)
Well pay them with love tonight...
[Chorus]
[B.o.B]
Yeah yeah
well, keep the price tag
and take the cash back
just give me six streams and a half stack
and you can keep the cars
leave me the garage
and all I..
yes all I need are keys and guitars
and guess what, in 30 seconds I'm leaving to Mars
yes we leaving across these undefeatable odds
its like this man, you can't put a price on the life
we do this for the love so we fight and sacrifice everynight
so we aint gon stumble and fall never
waiting to see, a sign of defeat uh uh
so we gon keep everyone moving their feet
so bring back the beat and everybody sing
it's not about...
[Chorus x2]
[Jessie J -Outro]
Yeah yeah
oo-oooh
forget about the price tag
[End]
secarik cerita tentang kita >>>
SEMUA
TENTANG SAHABAT PART 1
Pertama
malu gara-gara kita baru kenal,
Kedua
nya kita mulai senyam – senyum gak karuan biar kenal
Ketiganya
kita mulai berjabat tangan sebagai tanda perkenalan
1
2 dan 3 kata mulai kita keluarin untuk berbasa-basi modal perkenalan dari hal
basi dan gak jelas dan juga gak penting pura-pura sebagai alat memancing
kedekatan.
Ke
empat mulai 456 paragrah tpoik bicaraan
Kelima
mulai chat-chat dan wall-wallan di dunia facebook
Akhirnya
kita semakin dekat dengan mereka yang awalnya bukan siapa-siapa dan gak begitu
gw kenal. Semua berjalan seiring waktu dan membuat kita semakin dekat. Sering
bercanda.tertawa terkadang juga sering adu ego. Semakin kita sering bersama
membuat kita semakin tau kalo diatara kita mulai timbul rasa perhatian dan mau
saling membantu dan kita merasa saling membutuhkan satu sama lain.
Tugas-tugas
di kampus menjadi salah satu pengikat erat hubungan persahabat kita ini.
Awal
yang mulanya gw pikir ini sulit namun,ketika ada mereka semua begitu terasa
mudah dan indah ternyata.
Berbagai
acara kita rencanaain yang sebanarnya berguna untuk menambah hubungan
persahabat kita semkain erat namun, lagi-lagi hanya wacana hehehehe (mungkin
karena kebanyakan pilihan kali yah). Yah what ever lah yang penting ada
beberapa rencana yang udah tewujud tapi . . kebanyakan darinya adalah rencana
dadakan tuh hehehehe.
Acara
yang paling seru dan hamper setiap hari kita lakuin adalah KONGKO hahahaha gak
tau sebutan dari mana dan siapa yang mengawali kata itu yang pasti ada lah
diantara kita semua.
Oooo
dari panjang lebar belum satupun yah yang gw kenanlin dan ini dia . . ada May bay ( yang paling tua diantara
kita dan paling banyak memnasehati kita kalo kita salah jalan atau kita ada
masalah,dan yang paling rese hahahahaha dan dia dapet julukan TIM PENCARI FAKTA
mungkin karena pengalamannya jadi dengan mudah dia mencerna apa yang terjadi
diantara kita),lalu ada manusia gila 5 serangkai Falah,Hadi,Usber,Hadi,aris (
banyak hal yang seharusnya gak di ketawain malah jadi bahan objekan ketawaan
buat mereka,solidnyanya mereka hehehehehehe terkadang membuat pipi gw tiba2
kram hahahahahaha), lalu ada Tika heemmmm yang selalu memnjadi objekan ejekan
mereka dengan some people nya hahahahaha (kena terus dimana pun ada mereka dan
tika ),lalu ada madam yang bergabung sebagai tim pencari fakta dengan tatapan
matanya yang khas dan ketawanya yang penuh dengan arti hahahahahaah,ada duo
pupung dan eep yang solid hehehehehehe di tutup oleh pasangan fenomenal
hahahahahha mereka sering bilang duo RIBET gw dan soulmate gw,( enttah kenapa
padahal gw dan dia meresa biasa ajah mungkin karena kita penuh dengan ekspresi
X yah hahahahaha) dan masih banyak lagi teman2 kita karena beda kelas dan punya kesibukan sendiri jadi
jarang kongko dehh. . . .
Banyak
banget hal gila yang pernah kita lewatin mulai dari darat,laut dan udara
hahahahaha di darat ada aja ulahnya,di lautpun begitu ketika di ancol dan
dipulau seribu dan di udara waktu kita di lift yang gak keluar2 karena kita
sewa liftnya untuk mengantarkan kita menjelajahi lantai morgocity dari atas
kebawah dari bawah keatas lagi (woy kapan selesainyya hahahahaha)
Oke
cukup sekian ceritanya masih banyak lagi nanti kita lanjutin lagi yahhh
P
: ‘’’ echa ‘’’
ciri - ciri penelitian kualitatif
penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1).
Mendasarkan Diri pada Kekuatan Narasi
Penelitian kualitatif mengungkap kompleksitas
realitas sosial yang ditelitinya,
bertumpu pada kekuatan narasi. Peneliti berusaha mencari informasi dan
menginterpretasikannya agar pembaca dapat memahami makna didalam keutuhan fenemona.
2).
Studi dalam Situasi Alamiah (naturalistic Inquiri)
Desain penelitian kualitatif bersifat
alamiah, dalam arti peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi setting
penelitian, melainkan melakukan studi terhadap suatu fenomena dalam situasi
dimana fenomena tersebut ada. Penelitian ini membiarkan kondisi yang diteliti
berada dalam keadaan sesungguhnya dan menunggu apa yang akan muncul atau
ditemukan. Disini peneliti tidak memanipulasi penelitian melainkan melakukan
studi terhadap pengajar autisme dan melihat bagaimana gambaran kecerdasan
emosional dalam coping stress yang keseluruhannya dilihat dalam konteks alamiah
(apa adanya).
3). Analisis
Induktif
Metode penelitian kualitatif secara
khusus berorientasi pada eksplorasi, penemuan dan logika induktif. Dikatakan
induktif karena peneliti tidak membatasi penelitian pada upaya menerima atau
menolak dugaan-dugaannya, melainkan memahami situasi sesuai dengan bagaimana
situasi tersebut menampilkan diri.
4). Kontak
Personal Langsung : peneliti dilapangan
Kegiatan dilapangan merupakan aktivitas
sentral dari sebagian besar penelitian kualitatif. Mengunjungi lapangan berarti
peneliti mengembangkan hubungan personal langsung dengan orang yang diteliti,
agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi nyata
kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, peneliti langsung melakukan kontak
personal dengan subjek dan significant
others I dan Significant other II.
Peneliti melakukan tiga kali wawancara dan observasi dengan subjek,
masing-masing dilingkungan sekolah luar biasa (SLB) dimana subjek bekerja.
5). Perspektif Holistik : pemahaman menyeluruh
Tujuan penelitian kualitatif adalah
diperolehnya pemahaman menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti.
Pendekatan holistik mengasumsikan bahwa keseluruhan fenomena perlu dimengerti
sebagai suatu sistem yang kompleks, dan bahwa yang menyeluruh tersebut lebih
besar dan lebih bermakna dari pada penjumlahan bagian-bagian.
6). Perspektif
Dinamis : perspektif perkembangan
Penelitian kualitatif melihat gejala sosial
sebagai sesuatu yang dinamis dan berkembang, bukan sebagai suatu hal yang
statis dan tidak berubah dalam perkembangan kondisi waktu.
7). Orientasi pada kasus unik
Penelitian kualitatif yang baik akan
menampilkan kedalam dan detail, karena fokusnya memang penyelidikan yang
mendalam pada sejumlah kecil kasus. Kasus dipilih oleh peneliti sesuai dengan
minat dan tujuan khusus yang diuraikan dalam tujuan penelitian.
8). Bersandar pada Netralitas – Empatis
Empati mengacu pada sikap peneliti
terhadap subjek yang dihadapi dan diteliti, sementara netralitas mengacu pada
sikap peneliti menghadapi penemuan penelitian. Komitmen peneliti hanya unutk
memahami dunia apa adanya, dengan memperhatikan kompleksitas dan keragaman perspektif
yang muncul, dan menyeimbangkan laporan baik melalui bukti yang menguatkan atau
melemahkan. Disisi lain peneliti dapat mengadakan pendekatan terhadap subjek
penelitiannya melalui sikap empatis, karena hanya dengan demikian ia akan dapat
memperoleh data yang memang merefleksikan pemikiran dan penghayatan subjek
penelitiannya.
9). Adanya
Fleksibilitas Desain
Penelitian kualitatif tidak dapat secara
jelas, lengkap dan pasti ditentukan diawal sebelum dilaksanakannya pekerjaan
lapangan. Desain penelitian kualitatif memiliki sifat keluwesan dan akan
berkembang sejalan dengan berkembangnya pekerjaan lapangan. Dalam hal ini
pekerjaan lapangan yang di lewati peneliti adalah pengambilan data dari hasil
wawancara dan observasi yang berasal dari subjek dan significant other I dan significant
other II.
factor autisme
Faktor
Penyebab Autisme
Menurut Danuatmaja
(2003) ada beberapa factor penyebab autisme sebagai berikut :
(a).
Gangguan sistem syaraf pusat
Hasil penelitian oleh beberapa ahli dan
Danuatmaja (2003) menyebutkan bahwa ada kelaianan di dalam otak pada anak
autis. Banyak anak autis mengalami pengecilan pada bagian otak kecil, terutama
pada lobus VI-VII. Seharusnya, dilobus VI-VII banyak terdapat sel purkinje. Namun, pada anak autis purkinje sangat kurang hal ini
menyebabkan produksi serotonin kurang sehingga menyebabkan keterlambatan dan
kekacauan proses penyaluran informasi antar otak. Selain itu, ditemukan
kelainan struktur pada pusat emosi didalam otak sehingga emosi anak autism
sering terganggu.
(b).
Faktor genetika
Gejala
gangguan autisme muncul akibat terjadinya kombinasi yang sangat banyak dari
gen.
(c). Keracunan logam berat
Berdasarkan
tes laboratorium yang dilakukan pada rambut dan darah di temukan logam berat
dan beracun pada banyak anak autisme. Diduga, kemampuan sekresi logam berat
dari tubuh terganggu secara genetik. Penelitian selanjutnya menemukan logam
berat seperti : arsenik (As), antimoni (Sb), kadmium (Cd), air raksa (Hg), dan
timbal (Pb) adalah racun otak yang sangat kuat. Pada tahun 2000 Sallie Bernard
adalah seorang ibu yang memiliki anak gangguan autis menunjukan penelitiannya,
gejala yang diperlihatkan anak-anak autis sama dengan keracunan merkuri. Dugaan
ini dikuatkan dengan membaiknya gejala autis pada anaknya setelah melakukan
terapi kelasi (merkuri yang dikeluarkan dari otak dan tubuh mereka).
coping stress a factor ...
1.
Faktor-faktor
dalam Coping Stress
Menurut Odgen (2004)
ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pemilihan strategi coping stress, yaitu
sebagai berikut :
(a) Tipe
masalah
Masalah pekerjaan lebih
cenderung membangkitkan problem focused
coping, sedangkan masalah kesehatan
dan masalah hubungan cenderung membangkitkan
emotion focused coping Vitaliano (dalam Odgen, 2004).
(b) Usia
Anak-anak lebih
cenderung menggunakan problem focused
coping Menurut Odgen (2004).
(c) Gender
Secara umum dipercaya
bahwa perempuan lebih cenderung menggunakan emotion
focused coping dan laki-laki cenderung menggunakan problem focused coping. Beberapa hasil penelitian menurut stone
(dalam Odgen, 2004), memberi contoh bahwa pria lebih lengah dalam mengatasi dan
melaporkan untuk mengarahkan suatu tindakan dari pada wanita.
(d) Pengendalian
(Controllability)
Orang
cenderung menggunakan problem focused
coping jika mereka percaya bahwa masalahnya sendiri dapat diubah.
Sebaliknya, mereka lebih menggunakan emotion
focused coping jika masalahnya dianggap berada di luar kendali.
(e) Sumber
yang tersedia (Available Resourse)
Coping stress
yang di pengaruhi oleh sumber daya eksternal yang ada diluar individu. Sumber
daya yang buruk dapat membuat orang merasa bahwa stressor kurang di kontrol
oleh mereka yang mengakibatkan kecenderungan untuk tidak menggunakan problem focused coping.
what is coping stress
Menurut Papalia, Olds,
& Feldman (2009) coping stress merupakan bentuk
pemikiran yang adaptif atau perilaku yang bertujuan mengurangi, menghilangkan
stres yang timbul dari berbahaya, kondisi mengancam, atau
menantang.
Menurut Ogden (2004) menyebutkan
bahwa coping adalah segala sesuatu
yang di lakukan oleh individu untuk menguasai situasi atau tuntutan yang
menimbulkan stress. Coping stress sebagai proses dimana
individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik
itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari
lingkungan)Sedangkan Menurut Safarino (1994)
menyebutkan bahwa coping adalah
proses dimana individu mengatasi kesenjangan yang di persepsikannya antara
tuntutan dan sumber daya yang dinilai dalam situasi yang menimbulkan stress.
Mayers (1998) coping stress
berarti menghadapi masalah dan mengambil langkah
untuk mencegah pengulangan dan segala usaha kognitif dan tingkah laku
individu untuk menguasai, mengurangi, atau mentoleransi tuntutan-tuntutan yang
melebihi kemampuan adaptasi individu. Tuntutan tersebut dapat berasal dari
lingkungan atau dari dalam diri individu. Lebih lanjut Lazarus & Folkman
(dalam domino, 2009) menyebutkan coping
harus dipandang sebagai suatu proses.
what is kualitatif research ???
sekedar tahu ......apa itu penelitian kualitatif >>>>>>>
Penelitian kualitatif
menurut Sukmadinata (2005) adalah suatu penelitian yang ditunjuk untuk
mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, aktivitas sosial, sikap kepercayaan,
persepsi, pemikiran organisasi secara indivual maupun secara kelompok. Sedangkan
menurut Basuki (2006) penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang
mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan
bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan penelitian
kuantitatif dengan positivismenya. Peneliti menginterpretasikan bagaimana
subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling, dan bagaimana makna
tersebut mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian dilakukan dalam latar
belakang (setting) yang alamiah (naturalistic) bukan hasil perlakuan (treatment) atau manipulasi variabel yang
dilibatkan.
contoh penulisan ilmiah
PENULISAN ILMIAH
Uji Perbedaan 2 Sampel Bebas
1. Manajemen Keuangan
Judul :
Perbedaan Sikap Nasabah Bank Tabungan Negara Kantor
Cabang Depok dan Bogor terhadap rencana Akuisisi Bank Tabungan Negara
Rumusan
Masalah :
Untuk menentukan program keuangan yang relevan,
Manajer Keuangan ingin mengetahui apakah ada perbedaan sikap nasabah Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Depok dan Bogor terhadap rencana akuisisi Bank
Tabungan Negara. Sikap Nasabah di sini adalah sikap sangat setuju sampai dengan
sikap sangat tidak setuju terhadap rencana akuisisi tersebut.
Pertanyaan
Penelitian :
Apakah terdapat perbedaan sikap antara nasabah Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Depok dengan nasabah Kantor Cabang Bogor terhadap
rencana akuisisi Bank Tabungan Negara?
Hipotesis :
Ho Sikap nasabah Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Depok terhadap rencana akuisisi Bank Tabungan Negara tidak berbeda dengan sikap
nasabah Kantor Cabang Bogor.
Alat
Analisis yang digunakan :
Mann Whitney Test
2. Manajemen Produksi
Judul :
Perbedaan Sikap Konsumen di Kota Jakarta dan Depok
terhadap Innovasi Produk Motor Smash.
Rumusan
Masalah :
Untuk menentukan program innovasi produk yang
relevan, Manajer Produksi ingin mengetahui apakah ada perbedaan sikap konsumen
di kota Jakarta dan Depok terhadap
innovasi produk motor Smash. Sikap konsumen di sini adalah sikap sangat suka
sampai dengan sikap sangat tidak suka terhadap innovasi tersebut.
Pertanyaan
Penelitian :
Apakah terdapat perbedaan sikap antara konsumen di
kota Jakarta dengan konsumen di kota Depok terhadap innovasi motor Smash?
Hipotesis :
Ho Sikap konsumen di kota Jakarta terhadap innovasi
motor Smash tidak berbeda dengan sikap konsumen di kota Depok.
Alat
Analisis yang digunakan :
Mann Whitney Test
3. Manajemen SDM
Judul :
Perbedaan Sikap Staff Universitas Gunadarma Kampus
Depok dan Kampus Kelapa Dua terhadap rencana penggunaan kartu absen.
Rumusan
Masalah :
Untuk menentukan program SDM yang relevan, Manajer
SDM ingin mengetahui apakah ada perbedaan sikap staff Universitas Gunadarma
Kampus Depok dan Kampus Kelapa Dua terhadap rencana penggunaan kartu absen.
Sikap Staff di sini adalah sikap sangat setuju sampai dengan sikap sangat tidak
setuju terhadap rencana akuisisi tersebut.
Pertanyaan
Penelitian :
Apakah terdapat perbedaan sikap staff Universitas
Gunadarma Kampus Depok dan Kampus Kelapa Dua terhadap rencana penggunaan kartu
absen?
Hipotesis :
Ho Sikap staff Universitas Gunadarma Kampus Depok
terhadap rencana penggunaan kartu absen tidak berbeda dengan sikap staff di
Kampus Kelapa Duaabang Bogor.
Alat
Analisis yang digunakan :
Mann Whitney Test
1. Manajemen Keuangan
Judul :
Perbedaan Sikap Nasabah Bank Tabungan Negara Kantor
Cabang Depok dan Bogor terhadap rencana Akuisisi Bank Tabungan Negara
Rumusan
Masalah :
Untuk menentukan program keuangan yang relevan,
Manajer Keuangan ingin mengetahui apakah ada perbedaan sikap nasabah Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Depok dan Bogor terhadap rencana akuisisi Bank
Tabungan Negara. Sikap Nasabah di sini adalah sikap sangat setuju sampai dengan
sikap sangat tidak setuju terhadap rencana akuisisi tersebut.
Pertanyaan
Penelitian :
Apakah terdapat perbedaan sikap antara nasabah Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Depok dengan nasabah Kantor Cabang Bogor terhadap
rencana akuisisi Bank Tabungan Negara?
Hipotesis :
Ho Sikap nasabah Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Depok terhadap rencana akuisisi Bank Tabungan Negara tidak berbeda dengan sikap
nasabah Kantor Cabang Bogor.
Alat
Analisis yang digunakan :
Mann Whitney Test
1. Manajemen Keuangan
Judul :
Perbedaan Sikap Nasabah Bank Tabungan Negara Kantor
Cabang Depok dan Bogor terhadap rencana Akuisisi Bank Tabungan Negara
Rumusan
Masalah :
Untuk menentukan program keuangan yang relevan,
Manajer Keuangan ingin mengetahui apakah ada perbedaan sikap nasabah Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Depok dan Bogor terhadap rencana akuisisi Bank
Tabungan Negara. Sikap Nasabah di sini adalah sikap sangat setuju sampai dengan
sikap sangat tidak setuju terhadap rencana akuisisi tersebut.
Pertanyaan
Penelitian :
Apakah terdapat perbedaan sikap antara nasabah Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Depok dengan nasabah Kantor Cabang Bogor terhadap
rencana akuisisi Bank Tabungan Negara?
Hipotesis :
Ho Sikap nasabah Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Depok terhadap rencana akuisisi Bank Tabungan Negara tidak berbeda dengan sikap
nasabah Kantor Cabang Bogor.
Alat
Analisis yang digunakan :
Mann Whitney Test
Langganan:
Postingan (Atom)