penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1).
Mendasarkan Diri pada Kekuatan Narasi
Penelitian kualitatif mengungkap kompleksitas
realitas sosial yang ditelitinya,
bertumpu pada kekuatan narasi. Peneliti berusaha mencari informasi dan
menginterpretasikannya agar pembaca dapat memahami makna didalam keutuhan fenemona.
2).
Studi dalam Situasi Alamiah (naturalistic Inquiri)
Desain penelitian kualitatif bersifat
alamiah, dalam arti peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi setting
penelitian, melainkan melakukan studi terhadap suatu fenomena dalam situasi
dimana fenomena tersebut ada. Penelitian ini membiarkan kondisi yang diteliti
berada dalam keadaan sesungguhnya dan menunggu apa yang akan muncul atau
ditemukan. Disini peneliti tidak memanipulasi penelitian melainkan melakukan
studi terhadap pengajar autisme dan melihat bagaimana gambaran kecerdasan
emosional dalam coping stress yang keseluruhannya dilihat dalam konteks alamiah
(apa adanya).
3). Analisis
Induktif
Metode penelitian kualitatif secara
khusus berorientasi pada eksplorasi, penemuan dan logika induktif. Dikatakan
induktif karena peneliti tidak membatasi penelitian pada upaya menerima atau
menolak dugaan-dugaannya, melainkan memahami situasi sesuai dengan bagaimana
situasi tersebut menampilkan diri.
4). Kontak
Personal Langsung : peneliti dilapangan
Kegiatan dilapangan merupakan aktivitas
sentral dari sebagian besar penelitian kualitatif. Mengunjungi lapangan berarti
peneliti mengembangkan hubungan personal langsung dengan orang yang diteliti,
agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi nyata
kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, peneliti langsung melakukan kontak
personal dengan subjek dan significant
others I dan Significant other II.
Peneliti melakukan tiga kali wawancara dan observasi dengan subjek,
masing-masing dilingkungan sekolah luar biasa (SLB) dimana subjek bekerja.
5). Perspektif Holistik : pemahaman menyeluruh
Tujuan penelitian kualitatif adalah
diperolehnya pemahaman menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti.
Pendekatan holistik mengasumsikan bahwa keseluruhan fenomena perlu dimengerti
sebagai suatu sistem yang kompleks, dan bahwa yang menyeluruh tersebut lebih
besar dan lebih bermakna dari pada penjumlahan bagian-bagian.
6). Perspektif
Dinamis : perspektif perkembangan
Penelitian kualitatif melihat gejala sosial
sebagai sesuatu yang dinamis dan berkembang, bukan sebagai suatu hal yang
statis dan tidak berubah dalam perkembangan kondisi waktu.
7). Orientasi pada kasus unik
Penelitian kualitatif yang baik akan
menampilkan kedalam dan detail, karena fokusnya memang penyelidikan yang
mendalam pada sejumlah kecil kasus. Kasus dipilih oleh peneliti sesuai dengan
minat dan tujuan khusus yang diuraikan dalam tujuan penelitian.
8). Bersandar pada Netralitas – Empatis
Empati mengacu pada sikap peneliti
terhadap subjek yang dihadapi dan diteliti, sementara netralitas mengacu pada
sikap peneliti menghadapi penemuan penelitian. Komitmen peneliti hanya unutk
memahami dunia apa adanya, dengan memperhatikan kompleksitas dan keragaman perspektif
yang muncul, dan menyeimbangkan laporan baik melalui bukti yang menguatkan atau
melemahkan. Disisi lain peneliti dapat mengadakan pendekatan terhadap subjek
penelitiannya melalui sikap empatis, karena hanya dengan demikian ia akan dapat
memperoleh data yang memang merefleksikan pemikiran dan penghayatan subjek
penelitiannya.
9). Adanya
Fleksibilitas Desain
Penelitian kualitatif tidak dapat secara
jelas, lengkap dan pasti ditentukan diawal sebelum dilaksanakannya pekerjaan
lapangan. Desain penelitian kualitatif memiliki sifat keluwesan dan akan
berkembang sejalan dengan berkembangnya pekerjaan lapangan. Dalam hal ini
pekerjaan lapangan yang di lewati peneliti adalah pengambilan data dari hasil
wawancara dan observasi yang berasal dari subjek dan significant other I dan significant
other II.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar